Anwar Husen, Kadis Pertanian Malut saat menyampaikan materi
COGOIPA.ONLINE MALUKU UTARA– Guna memperkuat sektor pertanian dan pangan, Dewan Pengurus Wilayah Serikat Petani Indonesia (DPW SPI) Maluku Utara menggelar diskusi publik online bertajuk "Reforma Agraria dan Kedaulatan Pangan di Maluku Utara", Sabtu (28/9/2025). Dalam forum tersebut, Kepala Dinas Pertanian Provinsi Maluku Utara, Anwar Husen, memaparkan sejumlah program prioritas pemerintah.
Anwar Husen menegaskan komitmen pemerintah dalam mewujudkan kedaulatan pangan yang berkelanjutan. "Kami fokus pada beberapa bidang utama untuk mendorong kemandirian pangan dan meningkatkan kesejahteraan petani," ujarnya.
Berikut adalah poin-poin program prioritas yang disampaikan:
1. Penguatan Pangan Pokok dan Hortikultura
Pemerintah akan menggenjot produksi beras dan tanaman hortikultura di berbagai kabupaten dan kota. Langkah ini didukung dengan perbaikan infrastruktur pertanian, termasuk rehabilitasi jaringan irigasi, penyediaan akses transportasi, dan pengembangan jalan tani untuk memastikan distribusi hasil pertanian berjalan lancar.
2. Hilirisasi Komoditas Perkebunan Unggulan
Untuk komoditas andalan seperti pala, kakao, dan kelapa, telah disiapkan program prioritas pada tahun 2026-2027. Anwar mengonfirmasi bahwa ketiga komoditas ini telah masuk dalam prioritas pendanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). "Khusus untuk kelapa, fokus kami adalah pada hilirisasi untuk meningkatkan nilai tambah di dalam provinsi, sehingga tidak hanya diekspor dalam bentuk bahan mentah," jelasnya.
3. Revitalisasi Sektor Peternakan
Sektor peternakan juga mendapat perhatian serius. Saat ini, Dinas Pertanian bekerja sama dengan PT. JAPFA memanfaatkan kandang milik Universitas Khairun sebagai uji coba program peternakan ayam petelur dengan kapasitas mencapai 8.000 ekor. Program ini bertujuan memenuhi kebutuhan telur di Maluku Utara.
Kerja sama ini juga mendorong pemanfaatan bahan baku pakan lokal, seperti jagung dari petani setempat. "Kehadiran perusahaan pakan ternak di Maluku Utara diharapkan dapat mengatasi ketergantungan pada pakan pabrikan yang mahal. Harga pakan yang lebih terjangkau akan membantu peternak skala kecil bertahan dan produksi telur menjadi lebih stabil," papar Anwar.
Untuk pengembangan ternak sapi, pemerintah mendorong dua program utama, yaitu Inseminasi Buatan (IB) dan Embryo Transfer. Teknologi
Embryo Transfer diharapkan dapat mempercepat peningkatan kualitas genetika sapi dibandingkan dengan cara kawin alam atau inseminasi biasa.
Diskusi yang digelar oleh SPI Maluku Utara ini diharapkan dapat menjadi wadah sinergi yang efektif antara pemerintah, petani, dan akademisi untuk bersama-sama mewujudkan reforma agraria dan kedaulatan pangan yang berkelanjutan di Maluku Utara.(*)