COGOIPA.ONLINE HALUT - Dialog interaktif bertajuk "Alaram Krisis Iklim Lingkungan dan Dialog Petani" digelar pada Rabu malam (20:30-21:40 WIT), menghadirkan akademisi dan perwakilan petani untuk membahas dampak industri ekstraktif serta mencari solusi perlindungan lingkungan. Acara yang dihadiri 24 peserta dari perwakilan buruh, pemuda, dan petani ini menekankan pentingnya pendidikan politik bagi kaum tani.
Pembicara pertama, Ibrahim Yakub, S.E., M.E., dari Universitas Khairun (Unkhair), memaparkan bahwa model ekonomi pembangunan saat ini bersifat struktural dan terkonsentrasi pada industri ekstraktif. Menurutnya, pembangunan semacam ini telah menimbulkan dampak merugikan bagi lingkungan hidup dan masyarakat.
"Untuk menyelamatkan kepentingan lingkungan hidup, diperlukan tiga strategi pendidikan politik kepada petani sebagai solusi alternatif, yaitu strategi teknokratik, strategi radikal, dan strategi reformasi," tegas Ibrahim.
Ia menambahkan bahwa Serikat Petani Indonesia (SPI) Halmahera Utara (Halut) memegang peran krusial sebagai pengontrol kebijakan daerah. "SPI Halut harus memberikan pendidikan politik kepada petani yang belum terakses informasi kebijakan," ujarnya.
Pembicara kedua, Asbar Kuseke, Ketua DPC SPI Halut, menyoroti situasi konkret lingkungan hidup dan kondisi petani di Maluku Utara. Ia menegaskan bahwa pemerintah seharusnya memberikan perlindungan terhadap tanah dan hutan petani dari ekspansi industri ekstraktif.
"Petani Halmahera Utara sangat bergantung pada tanah yang layak produksi. Tambang ekstraktif adalah alarm nyata krisis lingkungan yang berdampak langsung pada kehidupan petani," jelasnya.
Ia mengingatkan implementasi Undang-Undang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (UU PLH) Pasal 5, yang menjamin hak setiap orang atas lingkungan hidup yang layak dan sehat. "Semangat UU PLH ini harus direalisasikan secara konkret di wilayah-wilayah yang sarat industri ekstraktif, agar lahan dan hutan produksi petani dapat terlindungi," tandasnya.
Diskusi yang berlangsung interaktif ini ditutup dengan kesepahaman tentang urgensi penguatan peran organisasi petani dan pendidikan politik untuk menghadapi tantangan lingkungan.(*)
Baca Juga:DPC SPI Taliabu Rayakan Hari Tani Nasional dengan Diskusi Internal Problem Agraria