Melihat yang Tak Terlihat dan Memikirkan yang Tak Terpikirkan

 

Arman Alting, Kepala BPKSDM Halmahera Tengah, menulis terkait inovasi untuk memberikan pencerahan bagi birokrasi  dan Rakyat di Halmahera Tengah

Oleh : Arman Alting (Kepala Badan Kepegawaian dan Pengemanan Sumber Daya Manusia (BPKSDM) Halmahera Tengah 

COGOIPA.ONLINE-Inovasi sering kali dianggap sebagai konsep yang kompleks dan hanya bisa dilakukan oleh segelintir orang jenius. Inovasi sebenarnya bermula dari cara kita melihat dan memikirkan hal-hal yang mungkin diabaikan orang lain. 

"Inovasi adalah melihat apa yang dilihat orang lain dan memikirkan apa yang belum pernah dipikirkan orang lain." 

Kalimat sederhana ini mengandung makna mendalam tentang esensi inovasi: kemampuan untuk mengamati dengan sudut pandang berbeda dan keberanian untuk mengeksplorasi ide-ide yang belum terjamah.

Langkah pertama dalam berinovasi adalah pengamatan. Banyak penemuan besar dalam sejarah lahir dari hal-hal yang sebenarnya sudah dilihat banyak orang, tetapi hanya sedikit yang memberi perhatian lebih. 

Misalnya, Isaac Newton menemukan hukum gravitasi karena memperhatikan apel yang jatuh, sesuatu yang mungkin dianggap biasa oleh orang lain. Begitu pula dengan Thomas Edison, yang melalui ribuan percobaan, melihat potensi listrik untuk menerangi dunia. 

Kedua contoh ini menunjukkan bahwa inovasi tidak selalu membutuhkan sumber daya yang luar biasa, melainkan ketajaman dalam mengamati dan mengeksplorasi hal-hal yang ada di sekitar kita.

Setelah pengamatan, tahap berikutnya adalah berpikir di luar kebiasaan. Banyak orang terjebak dalam rutinitas atau pola pikir yang sudah mapan, sehingga sulit untuk menghasilkan sesuatu yang baru. 

Inovasi membutuhkan keberanian untuk menantang status quo dan mempertanyakan asumsi-asumsi yang selama ini dianggap benar. Steve Jobs, misalnya, tidak hanya melihat telepon sebagai alat komunikasi, tetapi sebagai perangkat yang bisa mengintegrasikan musik, internet, dan fotografi. Hasilnya adalah iPhone, yang mengubah cara manusia berinteraksi dengan teknologi.

Inovasi tidak hanya terjadi di laboratorium atau perusahaan teknologi. Kita bisa menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam pekerjaan, pendidikan, maupun kegiatan sosial. Seorang guru yang menemukan metode mengajar kreatif untuk memotivasi siswanya adalah inovator. 

Seorang wirausaha yang melihat peluang dari masalah yang dihadapi masyarakat juga termasuk dalam kategori ini. Kuncinya adalah tidak takut untuk mencoba dan belajar dari kegagalan. Seperti kata Henry Ford, "Kegagalan hanyalah kesempatan untuk memulai lagi dengan lebih cerdas."

Meski terdengar menggugah, inovasi tidak selalu mudah diwujudkan. Tantangan terbesar sering kali datang dari dalam diri sendiri, seperti rasa takut gagal atau khawatir dianggap tidak lazim. 

Selain itu, lingkungan yang tidak mendukung, seperti birokrasi yang kaku atau kurangnya sumber daya, bisa menghambat proses inovasi. Namun, sejarah membuktikan bahwa inovator sejati adalah mereka yang mampu bertahan menghadapi rintangan dan terus mencari solusi.

Inovasi bukanlah hak eksklusif para jenius, melainkan keterampilan yang bisa dikembangkan oleh siapa pun. Dengan mengamati dunia sekitar secara kritis dan berani berpikir di luar kebiasaan, kita semua bisa menjadi agen perubahan. 

Inovasi adalah tentang melihat yang sama tetapi dengan perspektif berbeda, lalu mengambil langkah yang belum pernah dicoba orang lain. Di era yang penuh tantangan seperti sekarang, kemampuan berinovasi menjadi lebih penting dari sebelumnya. Mari kita mulai dari hal-hal kecil, karena siapa tahu, ide sederhana kita hari ini bisa menjadi solusi besar di masa depan.