![]() |
Penulis Puisi Firmansyah Usman, ia juga jurnalis sekaligus aktivis sosial. Ia juga telah menerbitkan buku kumpulan cerpen dan kumpulan puisi. |
Oleh: Firmansyah Usman
Andai Foucault duduk menyeruput kopi di cafe D’Gaco, Weda, ia tak akan bicara soal peluru, tapi soal pasal. Soal bagaimana nikel bukan hanya ditambang dari tanah, tapi dari tubuh-tubuh pekerja dan pikiran masyarakat.
Smelter jadi pusat, desa jadi pinggiran. Investasi disebut penyelamat, padahal ia datang seperti VOC membawa sekolah, jalan, dan janji. Tapi yang tertinggal: tanah yang hilang, ekologi akut, suara yang bungkam, dan kelas pekerja yang taat.
“Kekuasaan adalah ketika orang tidak menyadari bahwa mereka sedang dikendalikan.”
— Michel Foucault
Masyarakat diajak percaya bahwa tambang adalah takdir. Bahwa ekonomi tumbuh adalah segalanya. Tapi seperti kata Fanon, “Kolonialisme tidak puas hanya menjajah tanah. Ia juga menjajah kesadaran.”
Hari ini, Halmahera Tengah tak sedang dibangun. Ia sedang ditertibkan.
Weda, 31 Juli 2025