DPC Serikat Petani Indonesia Halteng Dukung Aksi Warga Sagea Tuntut Fandalisme PT.MAI

 

Nasrun Sekretaris DPC SPI Halteng saat menyampaikan orasi politik.

COGOIPA.ONLINE HALTENG – Ratusan warga Desa Sagea, Kecamatan Weda Utara, memblokir akses menuju area tambang milik PT Mining Abadi Indonesia (MAI) pada Senin (13/10/2025). Aksi protes ini dipicu oleh keabsahan operasional perusahaan, kelambatan ganti rugi lahan, serta insiden vandalisme yang melibatkan pihak perusahaan.

Aksi blokade yang berlangsung dari pagi hingga sore hari tersebut berawal dari insiden perusakan mobil milik warga oleh oknum dari PT MAI. Nasrun, Sekretaris Serikat Petani Indonesia Cabang Halmahera Tengah, menegaskan bahwa aksi ini akan berlanjut hingga tuntutan mereka dipenuhi.

"Tuntutan kami jelas: realisasi ganti rugi untuk dua unit mobil yang dirusak, serta penarikan PT MAI dari Site Sagea," tegas Nasrun, yang akrab disapa Achun, dalam pernyataannya.

Lebih lanjut, Achun menyatakan kecaman keras terhadap tindakan vandalisme oleh PT MAI. Ia juga menyayangkan sikap aparat keamanan yang dinilai tidak mengambil tindakan saat insiden perusakan terjadi.

Di sisi lain, legalitas keberadaan PT MAI di Sagea dipertanyakan. Mardani, Juru Bicara Save Sagea, mengungkapkan bahwa perusahaan tersebut diduga tidak pernah melakukan konsultasi publik atau sosialisasi resmi kepada masyarakat setempat.

“Warga tidak tahu apa-apa soal izin maupun rencana kerja perusahaan ini. Kehadirannya justru menimbulkan kekhawatiran akan kerusakan lingkungan,” ujar Mardani.

Ia memperingatkan bahwa aktivitas pertambangan berpotensi mengancam ekosistem vital di Sagea, seperti Danau Yonelo, Sungai Sagea, dan Gua Bokimaruru, yang merupakan sumber air dan situs kebanggaan masyarakat.

“Pertambangan selalu membawa risiko pencemaran sungai, penurunan hasil kebun, dan konflik sosial. Kami tidak ingin hal ini terjadi di Sagea dan Halmahera,” pungkas Mardani.

Hingga berita ini diturunkan, aksi warga masih berlangsung dan belum ada tanggapan resmi dari PT MAI maupun pihak berwajib terkait tuntutan tersebut.(*)


Baca Juga: Masyarakat Jambula Mogok Tutup Kampung Tuntut Kesejahteraan Nelayan

Lebih baru Lebih lama